Dunia Hewan : Kecoa, binatang purba paling siap menghadapi radiasi nuklir

Posting Komentar
Dunia Hewan : Kecoa, binatang purba paling siap menghadapi radiasi nuklir
Berikut adalah beberapa keunggulan dan keajaiban kecoak yang membuat hewan ini tetap bertahan selama bertahun-tahun, dan akan tetap hidup bahkan jika terjadi perang nuklir sekalipun :

Tahan banting
Kecoak adalah serangga yang tahan banting. Selama tubuhnya tidak hancur remuk, kecoak akan tetap hidup walaupun menderita luka. Saat dibanting, kecoak akan diam seperti mati, tapi setelah itu ia kan melarikan diri. Ketahanan tubuhnya terhadap benton disokong oleh lapisan pelindung di sekujur tubuhnya, persis seperti baju besi para ksatria tempur abad pertengahan.

Mampu hidup tanpa kepala
Kecoak mampu bertahan hidup meski kepalanya sudah terputus dari badan. Hilangnya kepala hanya menyebabkan kecoa kehilangan arah dan tidak bisa makan yang menyebabkannya mati kelaparan dalam waktu 30 hari setelah kepalanya terputus. Artinya, jika tubuhnya mendapat nutrisi dari jarum infus, ia akan tetap hidup. Kecoak tidak butuh kepala untuk bernapas, tidak harus memakai otak sebagai alat pengendali gerak tubuhnya, dan kehilangan kepala juga tidak membuatnya kehabisan darah.

Mampu hidup di luar angkasa
Kecoak Afrika merupakan salah satu kecoak yang mempunyai keistimewaan khusus, yaitu bisa hidup di daerah yang sangat ekstrim hingga minus 150 oC dan suhu yang panas sekitar 60 0C. Seorang wakil presiden akademi ilmu pengetahuan Rusia, Anatoly Grigoryev, mengatakan, “ Kecoak mampu hidup selama 18 bulan di stasiun luar angkasa dan diperkirakan bisa hidup di planet yang dihuni oleh alien.”

Tahan radiasi nuklir
Penelitian di Iowa University, AS, menyebutkan bahwa desain fisik kecoak membuat hewan ini mampu bertahan dari radiasi hingga 105.000 rems (manusia hanya tahan terkena radiasi kurang dari 800 rems). Sistem sel kecoak membelah hanya pada saat siklus molting, sekitar sekali seminggu. Karan itu kecoak bersifat sensitif pada radiasi hanya 48 jam atau seperempat minggu. Sedangkan manusia memiliki darah dan immune stem-cell yang membelah secara konstan. Dengan adanya radiasi bom buklir, semua manusia akan mati, sedangkan kecoak hanya seperempat yang akan bertahan hidup.

Inspirator manusia
Keajaiban tubuh kecoak menarik perhatian para peneliti. Meski manusia belum menemukan kecanggihan sekelas teknologi kecoak, tetapi sistem senso-motorik hewan ini sudah mulai ditiru untuk berbagai kegunaan praktis. Para ahli robotik berusaha mengembangkan robot yang memiliki dua sistem sensorik independen. Terapan senso-motorik buatan ini digunakan untuk teknologi mobil sampai ke robot penjelajah untuk misi ke luar angkasa.
Peneliti robotik di Universitas Case Western di Cleveland Ohio, AS, Daniel Kingsley, Roger Quinn dan Roy Ritzman menunjukkan bahwa dengan meniru sistem ganda saraf kecoak, terbukti robot menjadi lebih andal. Robot berbentuk mobil atau rover seperti penjelajah Mars akan mengalami kesulitan besar jika salah satu rodanya macet atau sistem pengendaliannya rusak. Dengan meniru sistem saraf motorik kecoak, hambatan semacam itu tidak akan menjadi masalah lagi.

Kecoak sebagai bagian penting ekosistem yang akan tetap ada
Kecoak seolah diciptakan untuk menjadi makanan banyak predator serangga. Para predator akan kelaparan jika kecoak musnah. Inilah salah satu alasan mengapa kecoak dibekali kemampuan survive luar biasa. Bahkan sistem tubuhnya dengan cepat bisa mengantisipasi racun pembasmi serangga. Ada fakta yang menunjukkan bahwa kecoak-kecoak yang selamat dari insektisida akan “berdamai” dengan racun yang tersisa di tubuh mereka. Setelah berhasil menjinakkan racun itu, mereka akan meneruskan kemampuan tersebut dari generasi ke generasi. Inilah yang termasuk kelompok kecoak mutan yang kebal terhadap racun pembasmi serangga. Untuk menjamin spesies lain tetap hidup, 40 kecoak muda bisa dilahirkan dalam tempo 30 hari. Artinya, rata-rata satu hari akan lahir seekor kecoak. Karena itu, membasmi serangga ini hampir pasti sulit dilakukan dan mungkin tidak perlu.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter